Xanax (alprazolam) merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan benzodiazepine (minor tranquilezer) yang bekerja dengan cepat setelah dikonsumsi. Indikasi Xanax adalah untuk mengatasi anxiety (kecemasan), panick attack, serta depresi ringan. Xanax bekerja pada Gamma-Amino Butyric Acid (GABA) receptor, neurotransmitter yang penting di otak manusia.
Cara kerja Xanax yang cepat diserap sistem pencernaan, merupakan keunggulan obat ini dalam mengatasi panic attack dan anxiety (kecemasan). Puncak konsentrasi alprazolam dalam plasma manusia diperoleh hanya dalam waktu 1 sampai 2 jam setelah dikonsumsi. Obat ini hanya boleh diresepkan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater).
Xanax tersedia dalam dosis 0.25 mg (berwarna putih), 0.5 mg (berwarna merah muda), dan 1 mg (berwarna biru muda).
Fenomena belakangan ini di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, menunjukkan penggunaan Xanax meningkat tajam, hal ini kelihatannya disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi negara kita yang masih belum stabil, sehingga semakin banyak orang yang mengalami kecemasan (anxiety -GAD), stress, sampai depresi.
Masalah bertambah runyam, karena pemakaian Xanax dapat mengakibatkan adiksi (ketergantungan) psikis dan fisik yang hebat. Pada sebagian orang dosis yang dibutuhkan makin lama makin meningkat, karena kebutuhan otak pasien akan zat alprazolam ini makin meningkat seiring dengan waktu, jika penggunaannya tidak diawasi dengan ketat.
Sekarang bagaimana cara untuk mengurangi dosis Xanax pada pasien? Dihentikan secara mendadak tidak mungkin, karena otak pemakai akan "berontak", yang mengakibatkan withdrawal symptom, tubuh terasa sangat tidak nyaman, badan menggigil, muncul keringat dingin, pegal, tremor, tidak dapat berpikir tenang, kehilangan konsentrasi, hilang nafsu makan, dll.
Untuk mengurangi pemakaian Xanax dengan aman, dibutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan mungkin bertahun-tahun.
Xanax juga berpotensi untuk disalahgunakan sebagai "recreational drug" oleh sebagian orang. Biasanya Xanax diminum dengan minuman beralkohol agar berfungsi sebagai "obat rekreasi". Xanax juga sering dipakai untuk menenangkan orang yang telah mengkonsumsi zat psikotropika, seperti Ecstacy (XTC) (3,4-Methylenedioxy-n –methylamphetamine), LSD, amphetamine, methamphetamine, dan Lysergic acid diethylamide (LSD).
Hipnoterapi, sebagai salah satu terapi psikosomatis (psikoterapi), dapat membantu mempercepat menghentikan ketergantungan Xanax, karena hipnoterapi bekerja membantu klien untuk keluar dari beban hidup atau masalahnya dengan membangun aspek kejiwaan klien dengan cara "memprogram" kembali alam bawah sadar klien. Jika masalah psikis klien yang berupa kecemasan terhadap sesuatu hal dapat dikurangi atau diselesaikan, maka secara otomatis konsumsi Xanax akan berkurang, sampai akhirnya klien terbebas dari belenggu Xanax, namun harus diingat bahwa seorang hipnoterapis tidak berhak untuk mengatur konsumsi dosis Xanax kliennya. Yang berhak untuk mengatur dosis Xanax yang tepat untuk pasien hanyalah psikiater yang menangani pasien tersebut.
0 Comment:
Posting Komentar